DESA PUCANGLABAN
Sejarah
Sebelum berdirinya Desa Pucanglaban, wilayah Desa Pucanglaban dulunya masih berbentuk hutan belantara. Pada saat itu masih menjadi satu dengan Desa Demuk yang konon menurut cerita dipimpin oleh seseorang dari mataram bernama Doro Djajang Koesoemo. Dan oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai kepala desa. Kemudian pada tahun 1890 datnglah seorang laki-laki bernama Singo Semito membabat hutan di wilayah selatan untuk dijadikan ladang. Di tengah hutan, beliau menemukan sebuah pondok padepokan Towijoyo yang dihuni seorang laki-lak bernama Todjoyo atau sering disebut Ki Trojiwo atau Mbah Jiwo. Konon, mbah Jiwo juga berasal dari Mataram.
Sampai sekarang, padepokan tersebut masih ada, baik petilasan maupun peninggalan yang berupa lesung dan lempengan batu kuno. Di depan padepokan tersebut terdapat sebuah pohon Tileng yang tinggi besar yang diperkirakan sudah beruur ratusan tahun dan masih berdiri kokoh sampai saat ini.
Menurut cerita, sebelum berdirinya pohon padepokan Trojiwo, pohon tersebut sudah ada dan menjadi tempat Kijowo bersemedi. Saat ini pohon tempat petilasan tersebut dikeramatan sebagai peninggalan sejarah dan dijadikan dayangan atau punden desa oleh masyarakat untuk tempat pelaksanaan uparacara adat tahunan dan untuk melaksanakan doa bersama kepada yang maha kuasa untuk kelimpahan rizki dan ketentraman desa.
Lambat laun hutan belantara tersebut berubah menjadi ladang sawah dan pemukima. Pada tahun 1900 banyak orang berdatangan dari daerah kulon, jawa tengah ke desa Demuk sebelah selatan yang membuat daerah tersebut semakin ramai. Karena di wilayah tersebut banyak temui pohon Pucung dan pohon Laban maka wilyah tersebut diberi nama Pucanglaban.
Mengetahui hal tersebut, kepala desa Demuk, Doro Djajeng Koesoemo tidak tinggal diam. Beliau memanggil salah satu warganya yang bernama Ki Kromo Karyo. Saat itu juga Ki Kromo ditugaskan untuk memimpin di wilayah Pucanglaban untuk pertama kalinya.
Ki Kromo Karyo dulunya berasal dari dari daerah Cuwelo Kabupaten Wonogiri Gunung Kidul Ngayogyakarta. Selama menjadi uceng, beliau mampu membangun wilayahnya dengan baik meskipun umur jabatannya masih muda. Pada tahun 1904, desa Demuk dipecah menjadi dua wilayah yaitu desa Demuk dan desa Pucanglaban. Ki Kromo diangkat menjadi kepala desa oleh asisten Wedono Kalidawir.
Saat ini wilayah Pucanglaban terbagi menjadi tiga wilayah dusun, yaitu dusun Apakbrajang, dusun Pucanglaban dan dusun Panggungpucung.
Wilayah Desa
Wilayah Dusun
- Dusun Apakbranjang
- Dusun Pucanglaban
- Dusun Punggungpucung
Batas Wilayah
- Utara: Kabupaten Blitar
- Timur: Desa Sukoanyar
- Selatan: Laut
- Barat: Desa Kalidawe
Visi & Misi
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia Yang Profesional Berdasarkan Iman dan Taqwa
- Peningkatan pelayanan pendidikan yang murah dan berkualitas serta pelestarian/pengembangan kebudayaan.
- Peningkatan pelayanan di bidang kesejahteraan yang murah dan berkualitas.
- Mewujudkan pemerintah yang bersih dan baik, transparan, akuntable, responsif dan demokratis.
- Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berbasis pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah untuk mendorong percepatan pembangunan sektor – sektor lain.
- Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis (UKM, pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata serta perkebunan) melalui kegiatan kewirausahaan.
- Pengentasan dan penanggulan kemiskinan pola terpadu.
Perangkat Desa
Aparat desa periode …
Maduki
Kepala Desa
Sarno Kusmianto
Sekretaris Desa
Sarinten
Kasi Pemerintahan
Sumaji
Kasi Kesejahteraan
Supiyan Biyantoro
Kasi Pelayanan
Agung Tripamuji
Kaur Tata Usaha dan Umum
Susanti Cahyorini
Kaur Keuangan
Patriyah
Kaur Perencanaan
Slamet
Kepala Wilayah Dusun Apakbranjang
Giar
Kepala Wilayah Dusun Pucanglaban
Yamto
Kepala Wilayah Dusun Panggungpucung
Suryani
Staf
Toirin
Staf
M.Robin Chasbulloh
Staf
M.Yasin
Staf
Kaserin
Staf
Jemani
Staf
Sukijan
Staf
Tumidjan
Staf
Lamirin
Staf